Berapa hari ini ketika saya membaca berapa blog ternyata lagi
heboh-hebohnya membahas tentang posisi duduk menyamping
wanita diatas kendaraan roda dua. Peraturan tersebut akan di
terapkan di Lhokseumawe, bahwa wanita enggak boleh
mengangkang bila naik sepeda motor.
Pertama kali saya mengetahui hal ini saya bingung juga, lah koq
wanita
enggak boleh duduk mengangkang ketika naik sepeda
motor. Setelah telusuri lebih jauh ternyata peraturan tersebut
hanya buat wanita yang dibonceng, kalau dia yang membawa
motor yaa
enggak dilarang koq untuk duduk mengangkang.
Ternyata eh ternyata masih ada yang menentang karena dirasa
duduk mengangkang lebih aman.
Saya ingin membahasnya
berdasarkan opini pribadi tentang masalah ini. Ini pendapat
saya secara pribadi, jadi saya sah-sah aza kalau pendapat
saya bisa berbeda dengan pendapat sobat.
Saya akui mungkin
sifat saya hampir sama dengan Ahmad Dani
pentolan Dewa 19 itu bila bicara tentang masalah wanita. Saya
ini
Seorang Lelaki Pencemburu. Maka sampai detik ini saya tidak
pernah membiarkan istri saya untuk bekerja diluar untuk mencari
nafkah buat keluarga.
Jadi bila ditanya
apa pekerjaan istri saya, maka saya akan menjawab
istri saya itu kerjaannya itu nonton sinetron, merawat anak sekaligus
menjaga dan mengontrol kenakalan suaminya.
Cari makan???????
Itu kewajiban saya. Enggak mau saya melihat istri saya cekaka cekiki
dengan lelaki lain. Hal itu enggak menutup kemungkinan bagi wanita
yang berkerja kantoran atau di luar rumah.
Lalu hubungan dengan duduk mengangkang diatas sepeda
motor??? Saya tak habis pikir bagi laki-laki yang merelakan
istrinya/pacarnya
duduk dalam posisi mengangkang bila
bersama lelaki lain yang bukan keluarganya (cth : tukang ojek)
Dengan duduk mengangkang jelas payudara akan lebih
mudah terkena punggung si biker.
Dasar kamu yud otakmu mesum??? 99% lelaki normal itu otaknya
mesum, 1% yang enggak mesum itu di isi oleh
lelaki yang enggak
normal dan lelaki yang sangat beriman. Sampai saat ini saya selalu
berjuang dan terus berjuang selaku
LELAKI NORMAL agar kemesuman
di otak saya
jangan sampai saya aplikasikan di alam nyata.
Tapi sungguh saya enggak bisa menahan kecemburan saya bila itu
terjadi pada istri saya.
Kalau anda?????
Posisi duduk mengangkang
dianggap lebih baik karena secara
langsung/tidak langsung tubuh pembonceng dan dibonceng
MENYATU sehingga keselamatan lebih terjamin.
Mau anda kalau
tubuh istri anda menyatu dengan tukang ojek??? walaupun hanya
diatas motor sungguh saya sangat
TIDAK RELAAAA····· kecuali kalau
dia berbonceng dengan saya.
Fakta ketika wanita duduk dalam posisi menyamping ketika
dibonceng di atas motor »
1. fakta dilapangan motor yang membawa penumpang duduk
menyamping kebanyakan jalannya lebih pelan dari pada motor
yang membawa penumpang yang duduk mengangkang.
Saya rasa kondisi lalu lintas di aceh sana enggak jauh berbeda
dengan kondisi di wilayah Kalbar yang umumnya masih lengang.
Jangan samakan di pulau jawa yaa. Dengan kondisi jalan yang
masih lengang potensi untuk membawa motor untuk lebih
kencang jauh lebih besar.
Secara pribadi ketika touring sendirian dengan motor ninja saya,
dalam kecepatan 60-70 kpj saya tidak pernah didahului oleh
pengendara yang membawa penumpang dengan posisi
menyamping. Yang sering terjadi saya malah sering kali dipotong
atau didahului oleh motor yang membawa pembonceng mengangkang,
enggak peduli lelaki atau perempuan.
Jelas dengan jalan relatif sepi
kita bisa ngegas sesuka hati selayaknya di Sirkuit Sentul
2. Rawan kecelakaan karena ngebut, bukan hanya duduk
menyamping. Justru dengan duduk menyamping, pengendara
lebih berhati-hati. (ini bukan berarti saya menganjurkan
untuk wanita duduk menyamping ketika dibonceng)
Ketika saya membonceng istri jelas lebih enak kalau istri duduk
mengangkang, alasannya lebih nyaman dooong. Apalagi bila
kita berkendara dalam jarak tempuh yang jauh.
Tapi ada rasa
yang berbeda ketika istri duduk dalam posisi menyamping,
misalnya ketika saya mengantar istri kepasar dengan menggunakan
Supra fit atau Spin.
Karena
terasa lebih berat jelas saya lebih hati-hati, apa lagi
didalam kota Sintang arus lintas jauh lebih padat, saya pun tidak
akan ngegas sesuka hati. Coba Sobat amati
lebih seruntulan
/kencengan mana biker yang membawa penumpang dalam
posisi mengangkang atau menyamping ketika menembus
kemacetan kota??? Fakta dilapangan yang sering kali kecelakan
adalah biker yang membawa penumpang dalam posisi
mengangkang karena mereka jauh lebih bisa ngebut.
Kalau ada yang menganggap peraturan duduk menyamping di Aceh
itu aneh ya wajar saja karena kita bukan orang Aceh, SAMA ANEHNYA
dengan
peraturan pemda Jogyakarta yang berdasarkan RUU
keistimewaan jogja menetapkan bahwa sultan akan menjabat sebagai
Gubernur.
Dengan ini di jogja gak akan pernah ada pemilihan
kepala daerah seperti di provinsi lain dan wakil gubernur secara
otomatis di pegang oleh Paku Alaman, siapapun sultannya maka
dialah yang berhak menjadi gubenurnya.
Pasti
yang bukan warga Jogja pasti menganggap aneh peraturan ini,
salah satunya ya saya.
Jelas di Provinsi saya setiap warganya berhak mencalonkan
dirinya menjadi seorang Gubernur walaupun bapaknya tukang
becak kek, orang dayak kek, orang melayu kek, orang jawa kek,
orang papua kek, selama dia menjadi warga Kalimantan Barat
dia berhak mencalonkan diri menjadi Gubernur selama ia
mempunyai potensi.
Nah kita yang menganggap aneh peraturan daerah jojga ini
APA harus mengotak ngatik peraturan tersebut???
ENGGAK KAN.
Nah selama masyarakat Aceh bisa menerima peraturan
pemerintah daerah mereka yaaa monggo sajaaaa, mengapa
kita harus mengacak-mengacak peraturan daerah lain yang
mungkin peraturan itu memang terbaik untuk masyarakat mereka.
(saya sangat
BERHARAP anda yang membaca artikel ini secara
PERLAHAN, resapi kata perkata, kalimat perkalimat kemudian
RENUNGKANLAH)
Bonus Artikel :
http://yudhadepp.blogspot.com/2013/01/duduk-menyamping-mulusphoto-duduk.html?m=1