Motor Vespa memang motor unik dan paling asik buat jalan-jalan sore keliling kota. Motor dengan merk Vespa produksi Piaggio memang sudah tidak asing lagi di negara kita Indonesia tercinta ini. Mungkin sebelum anda lahir, motor Vespa sudah beredar di jalanan Indonesia. Ada berapa tipe Vespa yang ditawarkan kepada Konsumen Motor Indonesia salah satu tipe adalah Vespa LX125. Vespa tersebut di jual dengan rentang harga antara 24 - 26 juta rupiah saja (Semakin jauh dari Kota Jakarta semakin mahal harga motornya).
Kalau bicara tentang harga, jelas harga Vespa LX125 di Indonesia kemahalan. Tapi bagi kaum pembela hal itu terasa wajar saja. Maklumlah ini brand Eropa, maklumlah walaupun menganut sistem karburator tapi sudah lulus euro 3. Beribu alasan bisa dikeluarkan kaum pembela agar Vespa LX125 hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Inilah salah satu kekurangan di Indonesia, motor brand Eropa harus mahal harganya. Semakin tak terbeli oleh orang lain semakin lagak pemiliknya.
Lain padang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Lain negara lain pula cara berpikir Konsumen motornya. Di India motor Vespa LX125 hanya dijual seharga 66.000 rupee atau Rp 11,8 juta rupiah saja. JAUH LEBIH MURAH BUKAN!!!!!! tapi disana tetap saja dianggap KEMAHALAN, sehingga menghambat dari segi penjualan. Untuk mengatasinya, Piaggio India akan mengganti materi bodi, dari pelat baja dengan serat gelas atau plastik, rem depan cakram pun beralih rupa menjadi tromol. Lalu berapa harga Vespa LX125?? saya harap air liur anda tidak sampai menyeces keluar kalau anda akhirnya tau kalau harga Vespa LX125 dijual dengan harga 50.000-an rupee alias 8,9 juta rupiah saja. waduuuuuuuuh lebih murah dari Yamaha X-Ride Indonesia padahal Vespa adalah Image motor Eropa.
Salut salut, saya acungkan jempol tinggi-tinggi untuk Konsumen Motor India. Setelah Honda, Yamaha, Kawasaki kini Piaggio juga ikut-ikutan memanjakan dan mengikuti keinginan anda. APA SIH YANG JADI RAHASIANYA????? Di Indonesia hal itu teramat sulit terjadi. Di negara saya malah produsen motor yang ngatur-ngatur konsumennya. Konsumennya nurut-nurut lagi, Mmmmmm···· mungkin hal ini efek dari Penjajahan Belanda kali yaaa. Nasib-nasib, kalau Indonesia dulu dijajah Inggris mungkin ceritanya akan berbeda.